Tanaman Kakao di Luwu Timur Mengalami Penurunan Produktivitas, Kok Bisa Yah?

banner 120x600

LUTIM. TERUSBERKARYA. COM – Seperti yang kita tahu bahwa tanaman kakao dengan nama latin (Theobroma cacao. L) atau yang kerap di sebut cokelat merupakan salah satu tumbuhan tahunan (perrenial) yang dapat berbuah sepanjang tahun, tanaman ini tumbuh di daerah-daerah tropis termasuk Indonesia.

Tanaman kakao awal mula berasal dari Amerika Serikat, kemudian tanaman ini di bawa oleh orang Spanyol pada tahun 1560 di bagian Sulawesi Utara dan tanaman itu kini banyak tersebar di berbagai wilayah di Indonesia terutama di daerah Sulawesi. Tanaman kakao (cokelat) ini sudah banyak membantu perekonomian masyarakat di seluruh penjuru daerah di Indonesia khususnya di Provinsi Sulawesi Selatan tepatnya di Kabupaten Luwu Timur.

Namun sejak tahun 2017 Kabupaten Luwu Timur mengalami penurunan drastis produktivitas tanaman kakao(cokelat) hal itu di sampaikan Muchtar selaku Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Ketahanan dan Pangan Kab. Luwu Timur pada saat di konfirmasi, Selasa 14/11/2023.

Muchtar mengungkapkan bahwa tanaman berjenis kakao tersebut mengalami penurunan produktivitas yang sangat drastis dari tahun 2017 hingga tahun 2023 menurut data. Produktivitas itu sangat menurun, yang sebelumnya dari angka 0.86 ton turun hingga ke angka 0.58 ton/Hektare(ha) pertahun jika di ukur dari produktivitasnya.

“Penyebab dari penurunan produktivitas tersebut dikarenakan ada lahan-lahan yang di alih fungsikan dari tanaman kakao di ganti menjadi tanaman kelapa sawit dan juga sebagian di jadikan lahan persawahan yang dimana sebelumnya pada tahun 2017 ada sekitar 23.000 Hektare (ha) dan sekarang hanya tersisa 12.008 Hektare (ha) saja, “jelas Muchtar.

Kembali Ia menjelaskan penyebab lain dari penurunan produktivitas kakao (cokelat) tersebut di akibatkan oleh tanaman yang sudah tua sehingga sangat rentan terkena penyakit (hama), dan juga kurangnya praktek budidaya petani untuk melakukan pemupukan.

Hal itu di sebabkan harga pupuk yang cukup relatif mahal sehingga petani tidak optimal dalam merawat tanamannya.,”tambahnya.

Masih kata Muchtar,  ini telah dilakukan intensifikasi terhadap tanaman kakao yang masih produktif. Hal itu bertujuan untuk memperbaiki kondisi kebun kakao yang tanamannya kurang terawat, terserang hama/penyakit dan dipelihara sesuai dengan baku teknis budidaya tanaman kakao.

Jadi kegiatan yang dilakukan untuk intensifikasi tanaman kakao diantaranya pemupukan dan penyarungan pada buah muda kakao (pentil), “Jelas Muchtar.

Penulis Taufik Hidayat.